
Bukittinggi — Jam Gadang merupakan salah satu ikon paling terkenal di Sumatera Barat. Terletak di pusat Kota Bukittinggi, menara jam bersejarah ini sudah menjadi daya tarik wisata utama sejak masa kolonial Hindia Belanda. Namun, masih banyak wisatawan yang bertanya-tanya: apakah pengunjung boleh naik ke puncak Jam Gadang untuk melihat pemandangan dari atas?
Sejarah dan Keunikan Jam Gadang
Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 sebagai hadiah dari Ratu Wilhelmina kepada sekretaris kota Bukittinggi pada masa itu. Arsitektur menara ini dirancang oleh Yazid Abidin dan Sutan Gigi Ameh dengan gaya khas arsitektur Minangkabau. Bangunan setinggi 26 meter ini memiliki empat sisi jam besar buatan pabrikan Vortmann Recklinghausen dari Jerman.
Keunikan Jam Gadang bukan hanya terletak pada desain atap gonjong khas Minang, tetapi juga pada sistem mekanik jamnya yang masih berfungsi secara manual hingga kini. Menariknya, angka “IV” pada jam tersebut ditulis dengan “IIII”, mengikuti gaya penulisan angka Romawi klasik.
Apakah Wisatawan Boleh Naik ke Puncak?
Pada dasarnya, wisatawan tidak bisa naik ke puncak Jam Gadang secara bebas. Akses menuju ruang mekanik jam di bagian atas menara hanya diperbolehkan bagi petugas khusus dan pihak berwenang. Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan struktur bangunan yang sudah berusia hampir satu abad.
Namun, dalam beberapa kesempatan tertentu, seperti peringatan hari jadi Kota Bukittinggi atau acara kenegaraan, pemerintah daerah membuka akses terbatas bagi tamu resmi dan awak media. Wisatawan umum hanya dapat menikmati keindahan Jam Gadang dari area taman di sekitarnya.
Upaya Pelestarian dan Renovasi
Pemerintah Kota Bukittinggi bersama Kementerian PUPR telah beberapa kali melakukan renovasi untuk mempertahankan kekuatan struktur dan tampilan bangunan bersejarah ini. Restorasi terakhir dilakukan pada tahun 2018, termasuk pengecatan ulang, perbaikan tangga internal, serta pemeliharaan sistem jam mekanik.
Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, menyatakan bahwa Jam Gadang merupakan warisan budaya yang harus dijaga kelestariannya. “Kita berupaya agar Jam Gadang tetap menjadi simbol kebanggaan warga Bukittinggi tanpa kehilangan nilai sejarahnya,” ujarnya.
Area Sekitar yang Ramai Wisatawan
Meski tidak bisa naik ke puncak, wisatawan tetap dapat menikmati suasana di sekitar kawasan Jam Gadang Park. Taman yang mengelilingi menara ini sering menjadi lokasi berkumpul keluarga, pertunjukan seni, hingga pasar malam. Dari titik ini, wisatawan juga dapat berjalan kaki menuju Benteng Fort de Kock dan Pasar Ateh yang legendaris.
Bagi pengunjung yang ingin menikmati pemandangan kota dari ketinggian, terdapat alternatif lain seperti Ngarai Sianok atau Taman Panorama Bukittinggi yang menawarkan panorama lembah dan gunung di kejauhan.
Wisata Edukatif dan Budaya
Jam Gadang kini juga berfungsi sebagai pusat edukasi sejarah lokal. Pemerintah setempat kerap menyelenggarakan pameran foto dan kegiatan budaya di area taman sekitar menara. Wisatawan bisa mempelajari perjalanan Bukittinggi dari masa kolonial hingga menjadi kota wisata modern yang dikenal di seluruh Indonesia.
Selain itu, banyak seniman lokal menampilkan karya mereka di sekitar taman, mulai dari musik tradisional hingga lukisan bertema Minangkabau. Aktivitas ini membuat kawasan Jam Gadang semakin hidup, terutama pada akhir pekan.
Tips Berkunjung ke Jam Gadang
- Kunjungi pada pagi atau sore hari untuk menghindari cuaca panas dan menikmati pencahayaan alami terbaik.
- Gunakan pakaian yang sopan dan nyaman, terutama saat berfoto di area taman.
- Hormati aturan yang berlaku, termasuk larangan naik ke area dalam menara tanpa izin resmi.
- Cobalah kuliner lokal di sekitar Pasar Ateh, seperti karupuak sanjai dan nasi kapau.
Kesimpulan
Jam Gadang tetap menjadi simbol kebanggaan masyarakat Bukittinggi dan daya tarik utama bagi wisatawan. Meskipun akses ke puncak tidak dibuka untuk umum, keindahan dan nilai sejarah yang terkandung di dalamnya sudah cukup untuk memikat siapa pun yang datang. Dengan tata kota yang terus diperindah dan program pelestarian yang berkelanjutan, ikon ini akan terus berdiri megah di jantung Sumatera Barat.
Kategori:
Bukittinggi |
Bangunan dan Struktur di Sumatera Barat |
Pariwisata di Indonesia


